Wednesday, January 20, 2010

anak pintar dan hatinya.

"Lihat itu. Hatimu. Jatuh menjadi serpihan-serpihan kecil."
"Mana?"
"Tundukkan kepalamu sedikit. Ya. Begitu"
"Apa itu?"
"Itu HATImu, anak pintar."
"Apa yang terjadi dengannya?"
"Ia rusak. Tidak kah kau merasakan sakit?"
"Ya. Rasanya memang sakit."
"....."
"Semakin aku menyaksikan serpihan2 itu jatuh, semakin sakit rasanya."
"....."
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Pelan-pelan kau ambil kembali serpihan-serpihan hatimu."
"Lalu?"
"Lalu kau tata kembali dengan cantik sampai bentuknya kembali seperti sedia kala."
"Apakah aku cukup kuat melakukan itu?"
"Oh. Tentu saja. Kau kuat. Sangat kuat. Ayo lekas, tundukkan badanmu dan ambil serpihan-serpihan yang masih layak untuk kau ambil."
"Mengapa aku menangis?"
"Tidak apa. Nanti mengering dengan sendirinya. Ya. Begitu. Anak pintar"

1 comments:

Anonymous said...

love it nadia :) hiks :(

Post a Comment